BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Dalam Artikel kali ini saya akan menceritakan tentang :
BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART I
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat
atau terakhir dari khulafaurrasyidin. Dari kalangan anak-anak ia adalah seorang
pertama yang masuk islam. Ali bin Abi Thalib selain diambil sebagai anak asuh Rasulullah
saw. dia juga sepupu Rasulullah saw. sewaktu lahir, ia diberi nama oleh ayahnya
dengan nama Ali.
Ketika berusia 4 tahun ia diambil sebagai anak asuh oleh Rasulullah saw.
Rasulullah saw. berkata kepada Abbas pasukanya, “Abu Thalib saudara anda
memiliki banyak anak. Apa yang anda lihat, banyak orang yang mangalami krisis.
Bagaimana kalau kita ringankan dia dari anak-anaknya itu. Saya mengambinyal
satu dan anda mengambil seorang untuk diasuh.” Demikian perkataan Rasulullah
saw. kepada Abbas.
Lalu Abbas mengasuh Jakfar Anaknya Abi Thalib dan Rasulullah saw.
mengasuh Ali anaknya Abi Thalib. Ali pun tinggal barsama Rasulullah saw.
Tatkala Rasulullah saw. dan Khadijah sedang salat, Ali tiba-tiba masuk.
Ali yang masih kecil itu melihat Rasulullah saw. dan Khadijah sedang rukuk dan
sujud serta membaca beberapa ayat Al-Qur’an yang sampai pada waktu itu sudah
diwahyukan.
Ali tertegun dan berdiri sampai mereka berdua selesai salat. “Kepada
siapa kalian sujud?” Ali bertanya. “kami bersujud kepada ALLAH swt,” jawab
Rasulullah saw. “Dialah yang memutuskan menjadi Rasulullah saw. dan
memerintahkan Ali mengajak manusia
menyembahnya.” Kata Rasulullah saw. memberitahukan.
Mendapatkan jawaban dari
Rasulullah sa. tidak terlihat sikap tidak senang pada wajah Ali. Kemudian
Rasulullah saw. mengajak anak asuh yang sekaligus sifat-sifatnya beribadah
kepada ALLAH swt semata dan meninggalkan berhla-berhala latta dan Uzza.
Lalu Rasulullah membacakan beberapa ayat
Al-Qur’an, Ali pun terpesona dengan ayat itu, bagi Ali betapa luar biasa
indahnya ayat-ayat itu. Setelah itu, Ali meminta waktu berunding dengan
ayahnya. Pada malam harinya sebelum berunding Ali merasa gelisah samapi
keesokan harinya Ali menemui Rasulullah saw. diberitahukan kepadanya bahwa ia
berniat memeluk islam dan menjumpai ayahnya untuk berunding ia batalakan.
Waktu itu yang
telah mengikuti ajakan dakwah Rasulullah baru dua oaring. Pertama Khadijah
istri Rasulullah saw. sendiri dari kalangan perempuan dan kedua Ali dari
kalangan anak-anak. Sebagai anak asuh yang ikut bersama Rasulullah, Ali banyak
meminta ilmu baik dari penyampaian nabi maupun dari segala apa yang dilakukan
Rasulullah saw.
Ali bin Abi Thalib merupakan sahabat yang sangat beruntung. Dia dipilih
Rasulullah saw. untuk menjadi suami putrinya, Fatimah. Fatimah ra, adalah putri
Rasulullah saw. yang sangat dekat dengan Rasulullah saw.
Dengan Fatimah, Ali menempuh hidup yang sangat bahagia. Mereka dikarunia
dua oarng putra, yakni Hasan dan Husen. Hasan Husen adalah dua cucu Rasulullah
saw. yang sangat dia sayangi. Rasulullah sering menggendong mereka berdua. Pada
saat salat, dua bocah itu sering menaiki punggung Rasulullah saw. ketika sujud.
Pada saat seperti itu, Rasulullah saw.memperlama sujudnya hingga mereka pergi
atau diambil oleh seseorang.
Fatimah begitu berharga bagi Rasulullah saw. Oleh karena itu, Rasulullah saw. pernah
berkata bahwa siapa yang menyakiti Fatimah maka ia telah menyakiti Rasulullah
saw. Ali bin Abi Thalib pernah diisukan akan menikah lagi. Maka Ali kemudian di
panggil oleh Rasulullah saw. dan dia berkata seperti itu. Tentu saja Ali tidak
berani melakukannya.
Pada suatu waktu ketika rumah Rasulullah saw. dikepung oleh para pemuda
dari tiap-tiap kabilah hendak mencari Rasulullah saw. Ali bin Abi Thalib berada
didalam Rumah Rasulullah bersamanya. Rasulullah telah mendapatkan informasi
akan bahaya itu dan diperintahkan untuk waspada dan hijrah pergi ke Madinah
demi mengelabui para pengepung Rasulullah memerintahkan Ali supaya memakai
mantelnya dan tidur di tempat tidurnya.
Ali pun langsung melompat ke tempat tidur Rasulullah saw. dan Rasulullah
saw. keluar dengan membaca surat Yasin, tanpa diketahui para pemuda yang
mengepung rumahnya itu. Betapa dalam keimanan Rasulullah saw. dan keberanianya,
sehingga keluar rumah menerobos kerumunan para pemuda pengepung yang haus darah
hendak membunuhnya.
Tidurnya Ali bin Abi Thalib di tempat tidurnya Rasulullah saw. menjadikan
para pengepung menyangka bahwa Rasulullah saw. masih di rumahnya. Dan Ali
memang keluar ketika Rasulullah pergi meninggalkan rumahnya menuju Rumah Abu
Bakar. Kemudian bertolak ke Gua Tsir. Para pengepung dan orang-orang Quraisy
belum mengetahui bahwa Rasulullah saw. telah pergi jauh dan mereka baru
mengetahui setelah pajar tiba, yakni ketika para pengepung menyerbu masuk ke
rumah Rasullulah saw. Mereka justru mendapat Ali yang tidur di kamar Rasulullah
saw.
Selain menyuruh tidur di tempat
tidurnya, pada malam itu Rasulullah saw. memberikan tugas kepada Ali untuk
mengembalikan barang titipan kepada para pemiliknya masing-masing tugas
tersebut merupakan tugas yang penuh resiko. Tetapi Ali mampu melaksanakan
tugasnya dengan sebaik-baiknya tanpa sedikitpu memiliki rasa takut .
Dengan cara inilah akhirnya Rasulullah saw. dan Abu Bakar selamat
meninggalkan kota Mekah. Setelah mendengar bahwa Rasulullah saw dan Abu Bakar
sampai di Madinah. Barulah Ali menyusul ke Madinah. Sesampainya di Madinah, Ali
dinikahkan dengan Fatimah Azzahra, putri Rasulullah saw.
Pada
suatu saat Fatimah istri Ali bin Abi Thalib sedang sakit. Dalam sakitnya itu,
ia menginginkan buah delima. Maka Fatimah kemudian meminta Ali untuk mencarikan
buah delima.
Pada saat itu, Ali sama sekali tidak memiliki uang untuk membeli buah
delima. Akhirnya, ia tetap pergi kepasar. Di pasar, ia mencari seorang sahabat
dan meminjam uang. Setelah itu ia membeli dua buah delima.
Dalam perjalanan pulang ia menemui seorang tua rentang tengah kelaparan.
Ali kemudian memberikan satu buah deluma itu kepadanya. Ali melanjutkan
perjalanan. Di tengah perjalanan ia dicegat oleh seorang yang kelihatan sangat
lemah. Ia berkata bahwa ia sudah beberapa hari tidak makan.
Ali bingung, ia hanya memiliki
satu buah delima dan buah itu adalah permintaan istrinya yang sedang sakit.
Namun, melihat keadaan orang itu, akhirnya ia berikan juga buah itu kepadanya.
Sesampai dirumah, ia menemui istrinya dan menceritakan kejadian yang
menimpanya, Fatimah bukannya marah, ia justru bersyukur memiliki suami yang
pemurah seperti itu.
Namun, tidak berapa lama kemudian, seorang sahabat datang berkunjung
sambil memberikan sekeranjang buah delima kepada Ali dan Fatimah. Sungguh
itulah baasan ALLAH swt atas orang yang bersifat pemurah.
Dalam menjalani hidup sehari-hari dikenal sangat sederhana dan zuhud dan sikap hidup seperti itu
diperlihatkanya baik ketika belum menjadi Khalifah dan sesudah Khalifah. Bahkan
cara hidup sederhana dan zuhud itupun
diterapkannya pula pada putra-putrinya. Di samping itu, Ali juga terkenal
sebagai panglima perang yang gagah dah perkasa. Keberaniannya itu menggetarkan
hati lawanya. Ia mempunyai sebilah pedang warisan dari Rasulullah saw. bernama
“Dzul Faqar”. Hampir semua peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah saw. ia
diturut serta selalu menjadi andalan pada barisan depan.
Menurut Ali ra. Keberanian harus dibarengi dengan kepercayaan,
kecermatan dan keberanian menggertak musuh, khususnya dalam situasi perang.
Itulah Ali bin Abi Thalib, sang komandan perang dan pemimpin yang sering
terlibat dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah saw. Seperti dalam perang
Badar, Rasulullah saw. mengangkat Mushab bin Umair untuk memimpin umat islam.
Setelah Mushab terbunuh, Rasulullah saw. menyerahkan kepemimpinannya kepada Ali
ra, dan salah seorang dari golingan Anshar.
Dalam perang Uhud, kaum muslimin mengalami sedikit kekalahan. Penyebab
utamanya adalah karena tidak menaati Rasulullah saw. pada waktu itu, kaum
muslimin telah dikepung oleh kaum kafir Quraisy dari empat penjuru. Kaum
Muslimin banyak yang gugur syahid. Dan sebagian lagi ada yang melarikan diri.
Adapun Rasulullah saw. sendiri terkepung oleh musuh-musuh. Lalu mereka
mengumumkan bahwa Rasulullah saw. telah gugur. Berita ini membuat pasukan
muslim merasa sangat panic, sehingga membuat mereka lebih kacau dan tidak
konsentrasi pada peperangan.
Dalam keadaan kacau balau, Ali ra. Mencari Rasululah saw. dan dia
menceritakan, “Ketika orang-orang kafir mengepung Kaum Muslimin, aku tidak
melihat Rasulullah saw. Aku segera mencari dia di antara orang-orang yang masih
hidup, tetapi aku tidak menemukanya. Lalu aku mencarinya di antara mayat-mayat
para syuhada, di situpun aku tidak menemukannya. Aku berpikir tudak mungkin
Rasulullah saw. melarikan diri dari pertempuran. Mungkin karena perbuatan kami
ALLAH swt. Mengangkat kekasih-Nya ke langit. Aku tidak dapat mengira-ngira
kemungkinan lain tentang Rasulullah saw. yang lebih baik dari itu. Aku segera
mencabut pedang kemudian terjun ke
tengah medan pertempuran dengan perasaan bahwa aku akan gugur dalam pertempuran
itu.
Aku terus bertempur sehingga sebuah jalan terbuka di tengah kepungan
itu. Pada saat itulah terlihat olehku
Rasulullah saw. bukan main gembiranya hatiku ketika melihatnya. Aku
yakin ALLAH swt, pasti melindungi kekasih-Nya melalui para malaikat-malaikat-Nya.
Aku segera menjumpa dia dan berdiri disisinya. Tiba-tiba muncullah pasukan
kafir hendak menyerang Rasulullah saw. Melihat orang itu di berkata “Hai Ali,
tahanlah mereka”. Akupun langsung menghadapi mereka seorang diri dengan segenap
kemampuanku. Sebagian merekapun melarikan diri dan yang lainya dapat aku bunuh.
Lalu datanglah pasukan kedua yang juga hendak menyerang Rasulullah saw. Dia
memberikan isyarat kepadaku supaya menahan mereka. Akupun melawannya seorang
diri. “Demikian keberanian Ali ra. Dalam perang Uhud”.
Selanjutnya Baca Juga : Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib Part II
Selanjutnya Baca Juga : Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib Part II
Tag :
Tokoh Islam
0 Komentar untuk "BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART I"