BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
setelah artikel yang sebelumnya berjudul
Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib Part I
kami lanjutkan tentang pembahasan lengkap tentang :
BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART II
setelah artikel yang sebelumnya berjudul
Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib Part I
kami lanjutkan tentang pembahasan lengkap tentang :
BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART II
Ali bin Abi Thalib juga dikenal dengan kecerdasanya dan menguasai banyak
masalah keagamaan secara mendalam. Rasulullah saw. Pernah menggambarkan
kedalaman ilmu Ali melalui sabdanya, “Aku kota ilmu pengetahuan sedang Ali pintu
gerbangnya.” Oleh karena itulah, nasihat dan fatwanya selalu didengar para
khalifah sebelumnya, Ia pun selalu di tempatkan pada jabatan sebagai qadhi atau
Mufti.
Ali
ra. Dikenal sebagai wakil juru tulis, tempat penyimpan rahasia, dan kepercayaan
Rasulullah saw. Ali juga dikenal sebagai sekretaris Rasulullah saw. dalam
perjanjian Hudaibiyah.
Ketika Rasulullah saw. wafat, Ali
menunggu jenazahnya dan mengurusi pemakamannya pula. Sementara sahabat-sahabat
lainya sibuk memikirkan pengganti Rasulullah saw. Setelah Abu Bakar terpilih
menjadi khalifah ia tidak segera membaiatnya. Ia baru membaiatnya setelah
beberapa bulan kemudian.
Setelah khalifah ketiga, Usman bin Affan wafat, Kaum Muslimin meminta
kesediaan Ali untuk dibaiat menjadi khalifah. Kaum muslimin beranggapan bahwa
Ali ra. Adalah orang yang patut menduduki kursi khalifah setelah Usman.
Menanggapi permintaan rakyat banyak itu, Ali ra. Berkata, “ Urusan ini bukan
urusan kalian. Ini adalah perkara yang teramat panting. Ini adalah urusan
tokoh-tokoh Ahli Syu bersama pejuang perang badar”.
Dalam suasana yang masih kacau, akhirnya Ali ra. dibaiat. Pembaiatan
dimulai dari sahabat-sahabat besar yaitu, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Saad bin Abi Waqash dan para sahabat lainya. Mereka yang telah membaiat
Ali ra. Ini segera diikuti oleh rakyat banyak. Pembaiatannya pun dilakukan pada
tanggal 25 Dzulhijah di Masjid Madinah seperti pembaiatan para khalifah
pendahulunya.
Setelah menjabat sebagai khalifah, kebijakan yang dijalankannya
diantaranya adalah mengambil tanah-tanah yang tidak jelas kepemilikannya untuk
kepentingan Negara, memberikan tunjangan dari Baitul Mal kepada kaum Muslimin
secara merata, separti yang pernah dilakukan Abu Bakar, mengatur tata laksana
pemerintahan untuk mengembalikan kepentingan umat, dan meninggalkan kota
Madinah untuk ,enjadikan kufah sebagai pusat pemerintahan.
Masa kekhalifahan Ali ini menemui
banyak kesulitan. Pada masa pemerintahannya itu banyak di warnai munculnya
pemberontkan. Dalam menyelesaikan permasalahan pemberontak itu Ali berupaya
menggunakan cara-cara damai. Tetapi upaya untuk menggunakan upaya damai menuai
kegagalan. Sangat sulitnya keadaan pemerintahan Ali, sampai-sampai terjadi dua
peperangan besar yang disebut dengan perang Shiffin. Tidak beda dengan khalifah
sebelumnya, Usman bin Affan yang terbunuh oleh tangan-tangan pemberontak. Ali
pun meninggal dunia di tangan pemberontak.
Meskipun demikian, dalam kekhalifahannya, Ali ra. dikenal dengan sikap
zuhud, belas kasih, wara dan suka mendermakan hartanya untuk umat islam secara
merata dan adil. Dalam berderma itupun melalui pertimbangan yang benar.
Pada suatu hari, Ali ra. memasuki baitul Mal (semacam kantor keuangan
atau perbendaharaan). Di situ dia melihat emas dan perak. Lalu, Ali ra. berkata
pada emas, “wahai yang memiliki kilauan kekuning-kuningan, tataplah dengan
kekuning-kuninganmu! Wahaiyang memiliki keputih-putihan, tetaplah engkau dengan
keputih-putihanmu “. Aku tidak akan tertipu dengan mu.
Soal kepemimpinana, Ali bin Abi Thalib tidak pernah mendukung seseorang
tertentu, tetapi selalau menyerahkan kepada tokoh-tokoh ahli Syura dan para
pejuang perang Badar. Hal itu terlihat ketiaka dia diminta para sahabat untuk
menduduki jabatan sebagai khalifah.
Ali bin Abi Thalib pernah mengingatkan kita tentang alam kubur. Di
ceritakan oleh Kumail ra. “Pada suatu hari, aku berjalan bersama Ali ra.
tibalah kita melewati sebuah hutan. Ali ra. mendekati sebuah kuburan sambil
berkata, wahai penghuni kubur, wahai penghuni tempat sunyi, wahai yang berbau
busuk, wahai yang penuh ketakutan,. Bagaimanakah kabarmu?”.
Kemudian ia berkata, “Adapun kabar kami disini, hartamu telah
dibagi-bagikan, anak-anakmu telah menjadi yatim dan istri-istrimu telah menikah
lagi. Inilah berita kami, seandainya
mereka boleh dan dapat berbicara. Mereka akan mengatakan bahwa
sebaik-baik bekal adalah takwa”.
Setelah berkata demikian ia menangis “Wahai Kumail, kubur adalah tempat
penyimpana amal, dan kita akan mmenyadarinya setelah maut menjemput kita”’.
Amal baik atau buruk seseorang akan tersimpan didalam kubur bagai
tersimpan didalam kotak. Suatu ketika, Rasulullah saw. bertanya kepada salah
seorang sahabatnya, “Tahukah kalian bagaimana perumpamaan kalian dengan anak
saudara kalian, harta kalian dan amal perbuatan kalian?”.
Rasulullah saw. bersabda “Perumpamaannya bagaikan seseorang yang
memiliki tiga saudara. Menjelang kematiannya, ia memanggil saudara-saudaranya
dan berkata, “Saudara-saudaraku, kalian telah mengetahui bagaimana keadaanku
ini, maka bantuan apakah yang dapat kalian beriakn untuku?”.
Saudaranya yang pertama menjawab, “Aku akan menyayangimu, aku akan
mengobatimu dan aku akan melayani semua keperluan mu. Jika kamu meninggal
dunia, aku akan memandikan mu, mengkafanimu dan menguburkanmu. Lalu akau akan
senantiasa mengingat kebaikanmu”.
Kemudian pertanyaan yang sama juga diajukan kepada saudaranya yang
kedua, saudaranya yang kedua menjawab, “Aku akan selalu bersamamu selama aku
masih hidup. Dan jika kamu telah meninggal dunia, aku akan pergi kepada yang
lain”.
Setelah itu saudara yang ketiganya pun diberi pertanyaan yang sama.
Saudaranya yang ketiga pun menjawab, “Walaupun didalam kubur, aku akan selalu
bersamamu. Akan kutenangkan hatimu ketika kamu akan di hisab, dan aku akan
memberatkan timbangan amal baikmu”.
“Dari ketiga saudara tersebut, saudara yang pertama adalah saudara dan
keluarganya yang sebenarnya. Adapu saudara yang kedua adalah harta yang akan
menemani ketika masih hidup. Saudara yang ketiga adalah amal saleh, yang
menemani baik ketika masih hidup maupun sudah mati dan akan memberatkan
timbangan amal baik”. Demikianlah sabda Rasulullah saw.
Rasulullah saw. melanjutkan sabdanya, “Sekarang sebutlah, manakah yang
menjadi pilihanmu!”.
Para
sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, tentu saudara yang terakhirlah itulah yang
akan kami pilih”.
Demikian tentang pembahasan Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib,
Semoga Bermanfaat Khususnya bagi Saya dan Umumnya Bagi Kita Semua,
WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH
Tag :
Sejarah Islam
1 Komentar untuk "BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART II"
aneh juga ali sahabat utama menjabat kekhalifahan secara sah tapi diperangi oleh orang2 terdekatnya juga,sehingga kabarnya pada wktu itu ali sepi dukungan dari kaum arab,malah ramai dukungan dari kaum ajam, dan pemberontakan2 itu seolah2 dilegitimet oleh khalayak kaum muslimin sehingga sampai sekarang para pendukung ali,keluarga dan keturunannya jauh dari ummat karena dianggap bersalah