Asalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Baca Dulu : Biografi Lengkap Umar Bin Khatab Part I
Setelah Umar masuk islam, Abdullah putra
sulungnya mengikuti masuk islam. Begitupun juga istrinya Zainab binti Makzun.
Benar apa yang dikatakan Rasulullah saw. sebelumnya. Keislaman Umar telah
membawa cahaya terang pada masa awal permulaan Islam. Sebelumnya, dakwah yang
lakukan Rasulullah saw. Masih dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan
rahasia. Tetapi kini telah dilakukan secara terang-terangan.
Di
tengah-tengah masyarakat Arab, Umar bin Khatab dikenal dengan “Singa Arab” yang
juga telah masuk islam sebelumnya. Dengan masuknya dua singa Arab itu bertambah
lengkaplah kakuatan dakwah islam.
Tentang
keislaman Umar ini, Abdullah bin Mas’ud, salah seorang sahabat Rasulullah saw.
berkata,
“Islamnya Umar
adalah suatu kemenangan, hijrahnya adalah suatu pertolongan, dan permintaannya
adalah rahmat. Semula, umat islam tidak berani mengajarkan salat secara
terang-terangan takut dianiaya oleh kafir Quraisy, tetapi setelah itu mereka
dapat beribadah dengan leluasa tanpa merasa takut dan tertekan.
Setelah Umar
masuk islam, dia menjadi salah seorang sahabat terdekat Rasulullah saw.
Sangking dekatnya, sampai Rasulullah saw. pernah berkata, “Andaikata masih ada
Rasulullah saw . sesudahku Umarlah orangnya”.
Oleh Rasulullah
saw. Umar juga diberi gelar “Al-Faruq” yang artinya pembeda atau pemisah.
Maksudnya adalah ALLAH swt telah memisahkan diri dalam dirinya antara hak
dengan yang bathil.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Umar merupakan kekuatan besar dalam
perjuangan islam. Bukan hanya Rasulullah saw. yang menaruh simpati dan
kepercayaannya kepadanya, tetapi juga para sahabat lainya, khususnya Abu Bakar
ash-Shiddiq. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar selalu diangkat sebagai
penasihat sekaligus hakim dalam menangani permasalahan hokum yang timbul ketika
itu. Kemampuan Umar dalam memecahkan berbagai problem hokum yang dihadapkan
kepadanya meyakinkan Abu Bakar untuk mengangkatnya sebagai khalifah kelak
setelah dia.
Beberapa
sahabat memang menikahkan putrinya dengan Rasulullah saw. Selain memang
Rasulullah saw. meminangnya, tujuan utamanya adalah mempererat persatuan antara
para pemimpin islam pada saat itu. Hal ini sangat penting bagi kemajuan dakwah
islam. Di antara yang menikahkan purtinya dengan Rasulullah saw. adalah Abu
Bakar dan Umar. Abu Bakar menikahkan putrinya, Aisyah dengan Rasulullah saw.
Umar sendiri
menikahkan putrinya, Hasfah dengan Nabi MUHAMMAD saw. Umar selalu berpesan
kepada putrinya itu untuk melayani Rasulullah saw. dengan baik. Tidak boleh
meminta sesuatu kepada Rasulullah saw. diluar kemampuan Rasulullah saw. Tidak
boleh mengecewakan Rasulullah saw. dalam urusan apapaun. Ketika Umar tau bahwa
Hafsah mengecewakan Rasulullah saw. maka Umar segera memarahi dan menasihati
putrinya itu.
Itulah Umar yangn
selalu menghormati dan mendahulukan kepentingan Rasulullah saw.walaupun
Rasulullah saw. adalah menantunya.
Demikian Umar bin
Khatab. Banyak sekali riwayat yang menunjukan kemuliaannya, termasuk juga
ketika telah menjadi Khalifah. Jabatan itu tidak membuatnya berubah, tetapi dia
tetap istiqomah pada nilai-nilai kemuliaan seperti sebelum menjadi khalifah.
Ketika Abu Bakar
wafat, para sahabat mengadakan musyawarah untuk mencari dan menetapkan salah
seorang sahabat utama menjadi khalifah. Para sahabat sepakat untuk mengangkat
Umar menjadi khalifah .
Sebagai khalifah,
ia adalah seorang pemimpin yang sangat bijaksana. Ia terkenal sebagai pemimpin
yang adil. Ia menetapkan hukum yang dengan
melakukan penelitian mendalam terhadap masalah yang ada. Ia juga
mempelajari dasar-dasar hokum baik dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw.
dengan melakukan ijtihad ketika diperlukan.
Umar bin Khatab
adalah Khalifah yang banyak melakukan pembaharuan dalam sistem pemerintah. Ia
meneruskan langkah Abu Bakar melakukan perluasan wilayah islam keluar
semenanjung Arabia. Pada masanya terjadi peluasan wilayah islam secara
besar-besaran. Oleh karena itu, periode pemerintahan Umar di kenal dengan
periode perluasan wilayah islam. Berturut-turut pasukan islam berhasil
menduduki Suriah, Irak, Mesir, Palestina dan Persia.
Dibidang
Administrasi pemerintahan, Umar berjasa membentuk Mejelis permusyawaratan,
Anggota Dewa, dan memisahkan lembaga pengadilan. Ia juga membagi wilayah islam
ke dalam delapan provinsi.
Untuk kepentingan
pertahanan keamanan, di bentuknya lembaga kepolisian, korps militer dengan
tentara yang telah terdaftar.
Di dalam bidang
peradilan, dialah yang pertama kali meletakan prinsip-prinsip peradilan dengn
menyusun sebuah risalah yang kemudian dikirimkan kepada Abu Musa Al-Asy’ari.
Risalah itu disebut Dustur Umar atau risalah Umar
Ketika dia menjadi
khalifah, tidak jarang pada malam hari dia berkeliling mengamati keadaan
rakyatnya. Ia khawatir jika ada di antara rakyatnya tersebut mengalami
kesulitan seperti sakit atau kelaparan. Bila ditemukan olehnya rakyat yang
mengalami kesulitan itu, tidak segan-segan ia memberikan bantuan langsung.
Bahkan sering pula dijumpai Umar mengangkat sendiri bahan makanan untuk
orang-orang yang memerlukannya.
Pada suatu malam,
dia berkeliling ke kota Madinah seorang diri ditengah kegelapan. Di tengah
perjalanan itu, tiba-tiba dia mendengar suara tangisan bocah dari dalam sebuah
ruma.Umar merasa harus mengetahui sebab abak itu menangis. Umar kemudian
mengintup dari celah pintu.
Dilihatnya
seorang anak sedang menangis, sementara ibunya sedang memasak. Yang membuat
Umar heran Ibu anak itu bukannya memasak makanan, tetapi justru memasak batu.
Betapa terkejutnya sang ibu ketika dilihatnya Khalifah Umar.
Umar menanyakan
masalah yang dihadapi ibu itu. Dari cerita itu, Umar mengetahui bahwa suami ibu
itu sedang bertugas dalam sebuah peperangan atas perintah Umar. Tidak ada lagi
yang mencari nafkah sehingga mereka kelaparan. Anaknya menangis karena
kelaparan itu. Akhirnya sang ibu berusaha menenanbgkan anaknya dengan
berpura-pura masak, padahal yang dimasak adalah batu.
Umar merasa sangat
bersalah dalam cerita itu. Akhirnya dia kembali ke rumah dan segera kembali lagi
dengan membawa sepikul gandum dan makanan lainya.
Perjuangan dan
kepemimpinan Umar yang sukses besar merupakan figur yang layak dijadikan
sebagai teladan. Keberanian dan kegagahan, kecerdasan dan kelembutan, derajat
terpandang dan jabatan yang tinggi. Semuanya itu dilakukan untuk perjuangan dan
perkembangan agama islam. Bukan untuk kepentingan pribadi atau disia-siakannya
begitu saja.
Pada suatu ketika
seorang anak Umar bin Khatab kembali dari sekolah sambil menangis. Setelah
ditanya, anaknyan itu menjawab, bahwa ketika bersama temn-temannya dia selalu
diejek karena memakai
baju yang sudah jelek dan bertambal.
Pada waktu itu Umar
telah menjadi khalifah, pemimpin Umat Islam. Cerita anaknya itu membuat Umar
sedih. Akhirnya dia berniat untuk membelikan baju baru untuk anaknya itu.
Tetapi, walaupun Umar seorang khalifah, dia tidak memiliki apa-apa. Ia tidak
memiliki uang untuk memebelikan baju baru untuk anaknay. Umar bermaksud meminjam
uang ke kas Negara.
Umar kemudian
mengirim sepucuk surat kepada bendahara Negara. Isi surat itu adalah permintaan
Umar agar dipinjami sejumlah uang. Pembayaran dilakukan dengan memotong
gajihnya bulan depan. Bendahara Negara kemudian membalas surat Umar dengan
mengatakan bahwa cara pembayaran seperti itu tidak dapat dijamin, karena
manusia tidak tahu apakah Umar akan masih hidup sampai bulan depan.
Membaca balasan
surat itu, Umar menangis. Ia sadar bahwa memang ia tidak dapat menjamin umurnya
akan sampai bulan depan. Hnya ALLAH swt lah yang tahu umur manusia. Akhirnya
dengan sedih ia mengatakan kepada anaknya untuk bersabar dengan baju jelek itu.
Tidak diragukan
lagi, Khalifah Umar bin Khatab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana,
dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya
hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya
tentang pengelolaan kekayaan Negara. Bahkan Umar sering terlambat salat jumat
hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
Kebijaksanaan dan
keadilan Umar ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya
kepada ALLAH swt. Sehingga jauh-jauh hari Umar sudah mempersiapkan penggantinya
jika kelak dia wafat.
Sebelum wafat, Umar
berwasiat agar urusan khalifah dan pemimpin pemerintahan, dimusyawarahkan oleh
enam orang yang telah mendapat keridaan Rasulullah saw. ketika beliau akan
wafat. Mereka adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib Tahlhah bin Ubaidilah,
Azzubair binul Awwam, Saad bin Abi Waqqash, dan ‘Abdurrahman bin Auf. Umar
menolak menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku tidak maun
bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau ALLAH swt menghendaki
kebaikan bagi kalian, maka ALLAH swt akan melahirkannya atas kebaikan mereka
(keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh
nabimu.
Karena ketinggian
sikap hati-hati, maka Umar sengaja tidak menunjukan anak paman dan adik iparnya
sendiri, yaitu Said bin Zaid bin Amru bin Naufail. Ia khawatir orang lain
menuduhnya karena dia masih keluarga Umar, meskipun Said bin Zaid adalah salah
seorang dari kesepuluh orang yang memperoleh kabar gembira masuk surge.
Umar juga berpesan
kepada sahabatnya yang enam orang itu, agar putranya Abdullah menghadiri
musyawarah, tetapi ia tidak memiliki hak untuk dipilih. Kehadiran Abdullah
untuk mengutarakan pendapat dan menyumbang saran saja. Ia tidak boleh diserahi
kekuasaan apapun. Disamping itu, Umar juga berpesan, agar selama siding
musyawarah, yang menjadi imam salat adalah Shuhaib bin Sannan Arrumi sampai
musyawarah itu usai.
Umar hanya
mengangkat keenam orang itu dan yidak menyertakan Ubaidah Ibnu Jarrah (orang
yang kesepuluh yang diberitakan masuk surga) karena ia telah wafat. Ia juga
tidak mengangkat Said bin Zaid (orang kesembilan yang diberitakan masuk surga),
karena ia adalah adik iparnya sendiri, Said tidak berminat memangku suatu
jabatan apapun. Dia hanya ingin menjadi tentara yang terjun kekancah perang dan
perluasan dakwah. Ia bercita-cita gugur sebagai syahid di medan tempur dan Umar
mengetahui hal itu.
Itulah gaya
suksesi Umar bin Khatab, seorang khalifah yang adil dan bijaksana.
Kebijaksanaan Umar diakui masyarakat muslim, yang menyatakan setelah Umar
wafat, “Wahai Umar, engkau selalu meluruskan segala sesuatu yang bengkok.
Engkau memadamkan segala api fitnah dan menghidup-hidupkan sunah Rasulullah
saw. Engkau meninggalkan dunia dengan bersih dan engkau bebas dari segala aib
dan cemar”.
Salah seorang musuhnya yang bernama Abu
Lu’luah telah mengakhiri hidup Umar dengan cara yang amat tragis. Ia menikam
Umar tatkala sedang bersiap-siap memulai salat shubuh. Peristiwa ini
mengakibatkan kematiannya. Ia wafat dalam usia 63 tahun setelah kurang lebih
sepuluh tahun memegang amanat sebagai pemimpin umat islam.
Tag :
Tokoh Islam
0 Komentar untuk "BIOGRAFI LENGKAP UMAR BIN KHATAB PART II "