Asalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji Syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberi karunia kepada kita,ok Langsung Saja..
dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang :
BIOGRAFI LENGKAP UMAR
BIN KHATAB PART I
Umar bin khatab adalah seorang sahabat utama
Rasulullah saw. yang termasuk dalam khulafur rasyidin. Dia berasal dari suku
Adi, suku yang terpandang mulia serta mempunyai derajat tinggi di kalangan
orang-orang Arab.
Postur tubuhnya
tegap dan kuat, wataknya keras dan pemberani, dan memiliki disiplin yang
tinggi. Pada masa remajanya dia di kenal sebagai pegulat perkasa dan sering
menampilkan kemampuanya itu di dalam pesta ulang tahunan di pasar Ukaz yang
terletak di Mekah. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu memperkirakan
hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Tutur bahasanya halus dan
bicaranya fasih.
Sebelum memeluk
islam, ia terpilih menjadi wakil kabilahnya. Selalu diberi kepercayaan untuk
diutus mewakili suku Quraisy dalam melakukan perundingan dengan suku-suku lain.
Memang, dia memiliki keunggulan berdiplomasi diacara-acara perundingan itu,
dihadapan wakil-wakil suku lain. Keunggulannya berdiplomasi itu akhirnya
membuat dia populer di kalangan berbagai suku di Arab.
Masuknya Umar
ke dalam islam, memiliki kisah tersendiri. Pada saat itu, ketika Rasulullah
saw. Masih berdakwah dengan cara rahasia dan sembunyi-sembunyi, umat islam yang
masih sangat sedikit sangat membutuhkan kekuatan untuk kepentingan perjuangan
islam. Rasulullah saw. Melihat dan mengakui kelebihan-kelebihan yang dimiliki
Umar bin Khatab. Dia, seorang pemuda yang gagah berani, tidak mengenal takut
dan gentar, cerdas dan mempunyai ketabahan hati serta kemauan yang keras. Oleh
karena itulah Rasulullah saw. pernah berkata, “ya ALLAH swt, kuatkanlah Islam
dengan salah seorang dari Amir bin Hisyam atau Umar bin Khatab”.
Saat itu Umar adalah salah seorang tokoh
Arab Quraisy yang paling gigih menentang seruan dan dakwah Rasulullah saw. Dan
bahkan, pernah hendak melakukan pembunuhan terhadapnya.
Suatu ketika, di
saat orang-orang kafir sedang bermusyawarah. Mereka membicarakan tentang
pembunuhan Rasulullah saw. dan menanyakan siapa yang berani melakukannya. Pada
saat itu umar yang masih Musyrik turut dalam musyawarah itu. Ketika dimunculkan
pertanyaan tentang siapa yang berani membunuh Rasulullah saw. dia langsung
menyahut, “Aku yang akan membunuhnya”. Demikian Umar menyatakan kesediaannya.
Lalu orang-orang ada
dalam musyawarah itu berkata, “Ya, kamulah yang pantas melakukannya”. Umar pun
segera menghunus pedangnya dan bergegas pergi untuk membunuh Rasulullah saw. Di
tengah-tengah perjalanannya, ia bertemu dengan Saad bin Abu Waqash, seorang
sahabat dari kabilah Zuhrah. Melihat Umar berjalan dengan pedang terhunus, Saad
bertanya, “Akan kemana engkau wahai Umar?””Aku akan membunuh MUHAMMAD!”
demikian jawab Umar. Saad pun menjawab,”Jika demikian,Bani Hasyim, Bani Zuhrah
dan Bani Abdi Manaf tentu tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan menuntuk
balas dan membunuhmu”.
Umar terkejut dengan
ancaman Saad itu, karena setahu dia, Saad tidak mengikuti ajaran Rasulullah
saw. dan akan mendukungnya membunuh Rasulullah saw. Lalu Umar berkata,
“Tampaknya kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika demikian
kamulah yang akan aku bunuh terlebih dahulu!’ usai berkata demikian dengan
segera Umar mengangkat pedangnya mengambil posisi hendak menebas leher Saad,
dia berkata, “Ya, aku memang telah masuk islam, dan ketahuilah lebih dulu kabar
rumahmu sendiri! Saudara perempuan dan iparmu juga telah masuk islam.
Betapa terkejut dan
marahnya ia mendengar perkataan Saad bin Abi Waqash itu. Tanpa berkata apapun
terlebih dahulu dan penuh diliputi kemarahan , Umar pun langsung pergi ke rumah
adik perempuannya itu yang bernama Fatimah.
Begitu sampai di
depan rumah adiknya, pintu rumah itu terkunci rapat. Di dalamnya terdpat
Khabbab ra. sedang mengajar suami istri tuan rumah membaca Al-Qur’an. Pada saat
itulah Umar tiba-tiba datang dan berteriak-teriak menyuruh membukakan pintu.
Mendengar suara Umar, Khabbab ra. segera bersembunyi dan meninggalkan
lembaran-lembaran suci Al-Qur’an yang baru saja diajarkannya.
Saudara Umar
membukakan pintu. Tangan Umar yang telah memegang sesuatu langsung dihantamkan
ke kepala saudara perempuannya itu hingga berdarah. Lalu dia berkata, “Kamu
telah menghianati dirimu sendiri, kamu mengikuti agama baru itu!”.
Umar bertanya lagi,
“Apakah kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke agama baru
itu?”
Bagaimana jika agama
baru itu ternyata lebih baik?” jawab iparnya. Mendengar jawaban iparnya itu
Umar langsung menarik janggut iparnya
dan mendorongnya hingga terjatuh terus memukulinya sampai puas di atas tanah.
Saudara perempuannya berusaha menghentikan, tetapi dia malah ditampar dengan
keras sampai berdarah lagi. Saudara perempuan Umar berkata, “Hai Umar, apakah
kami dipukuli hanya karena telah masuk islam? Memang kami telah masuk islam,
apa yang ingin kamu lakukan kepada kami lakukanlah!”
Mendengar perkataan
keras saudaranya itu, darah Umar benar-benar mengalir lebih deras lagi ke
kepalanya. Betapa marahnya ia, dan seolah tiada ampun lagi bagi saudara
perempuannya sendiri dan saudara iparnya. Tetapi ketika nafsu amarahnya sedang
meluap-luap dan berada pada puncak kemarahannya. Sehingga tidak ada yang bias
menahannya, matanya tiba-tiba tertuju pada lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an.
Lembaran-lembaran yang tidak lama ditinggalkan begitu saja oleh Khabbab ra.
Pandangan Umar
masih tertuju pada lembaran-lembaran itu . Tiba-tiba hatinya berdegup kencang.
Nafas amarahnya mereda. Secara tiba-tiba juga, muncul perasaan malu atas sikap
yang baru saja diperlihatkannya. Terlebih ketika masih tmpak oleh darahnya, di
muka saudara perempuannya itu yang masih mengalir.
Umar kemudian
berkata, “Iya, sekrang katakanlah, apakah ini?”
Saudara
perempuannya tidak langsung menjawab, tetapi dia mengatakan, ‘’Kamu tidak suci,
dan lembaran ini tidak boleh disentuh oleh tangan yang tidak suci”
Umar pun
mendesaknya. Saudara perempuannya tetap enggan memberikannya selama Umar belum
mandi dan berwudu.
Setelah mandi, Umar
mengambil lembaran-lembaran itu dan membacanya. Ternyata, yang di baca Umar
adalah surat Toha, dan bacaanya sampai pada ayat 14 yang artinya.
Usai membaca
ayat-ayat itu, sikap Umar langsung berubah. Perasannya menjadi tenang dan rasa
damai menyelinap di hatinya. Lalu ia berkata, “Sekarang pertemukanlah aku
dengan MUHAMMAD”.
Mendengar
perkatan Umar itu, Khabbab yang sejak tadi bersembunyi segera keluar dari
tempat persembunyiannya dan berkata, “Hai Umar aku sampaikan kabar gembira
untukmu. Kemarin pada malam kamis, aku dengar Rasulullah saw. berdoa seperti
ini, ya ALLAH swt, kuatkanlah islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari
keduanya yang lebih engkau sukai” dan sekarang telah terlihat doa Rasulullah
saw. dikabulkan-Nya”.
Peristiwa dirumah
adiknya itu telah membuat Umar mampu berfikir jernih. Ia mulai berfikir tentang
kebenaran agama yang dibawa Rasulyllah saw. Umar lalu meninggalkan rumah
adiknya menuju rumah Al-Arqam. Rumah Al-Arqam dijadikan tempat Rasulullah saw.
menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada waktu itu. Sesampainya di
rumah Al-Arqam Umar segera mengetuk pintu.
Pada saat itu
Rasulullah saw. sedang berkumpul-kumpul dengan para sahabat, termasuk pamannya,
Hamzah. Mendengar pintu ada yang mengetuk maka dibukalah pintu rumah itu.
Mengetahui yang datang adalah Umar, semua sahabat yang ada disitu merasa
ketakutan dan menjadi gentar, kecuali Hamzah yang memang sudah dikenal sebagai
seorang yang gagah berani. Umar melihat Rasulullah saw. sangat lembut dan
bijaksana. Umar merasa sangat kecil dihadapan Rasulullah saw. Pada saat itulah
Umar melafalkan dua kalimat syahadat.
Lanjutkan Membaca : Biografi Lengkap Umar Bin Khatab Part II
Lanjutkan Membaca : Biografi Lengkap Umar Bin Khatab Part II
Tag :
Tokoh Islam
0 Komentar untuk "BIOGRAFI LENGKAP UMAR BIN KHATTAB PART I"